Kamis, 03 November 2011

INI TUGAS K3LH GW
Reduce kayu
Pemerintah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur mengurangi pemakaian kayu untuk pembangunan gedung milik pemerintah. Langkah itu diambil untuk mengurangi dampak kerusakan hutan yang terjadi di kabupaten itu.
Wakil Bupati Manggarai, Deno Kamelus mengatakan, Pemkab Manggarai juga meminta agar pembangunan fasilitas umum, seperti sekolah dan puskemas tidak lagi memakai kayu dan mengalihkannya ke baja ringan. Deno Kamelus menyayangkan kian maraknya aksi penebangan pohon dan pencurian kayu di Manggarai.
"Oleh karena itu, mulai tahun 2010 bahkan 2009, pembangunan infrastruktur pemerintah, kantor-kantor bupati, gedung-gedung sekolah, itu kita tidak menggunakan kayu. Kita sarankan supaya menggunakan baja ringan. Oleh karena itu kita dalam rangka untuk menyelamatkan hutan ini bukan saja pada sisi kita reboisasi dan penghijauan, tapi juga pada sisi permintaan ini kita kurangi dengan cara tidak lagi membangun fasilitas pemerintah ini dengan menggunakan kayu, tapi kita menggunakan baja ringan,” papar Deno.
Sebelumnya, kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapeldalda) Nusa Tenggara Timur, Alex Oematan mengatakan, kerusakan hutan di NTT mencapai 15 ribu hektar dalam 20 tahun terakhir. Kerusakan hutan semakin bertambah dalam tiga tahun terakhir. Kerusakan hutan diperparah dengan adanya penambangan emas di beberapa kabupaten di NTT.


Mengurangi Penggunaan Kayu

Kampanye kembali ke alam begitu lantang disuarakan. Dari mulai cara membuang sampah hingga desain rumah yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan penggunaan baja ringan. Karena, baja ringan bisa menggantikan kayu yang bersumber dari pohon. Penggunaan kayu dalam jumlah yang besar otomatis akan besar pula penebangan pohon yang dilakukan. Padahal, untuk menjaga kestabilan alam, penebangan satu pohon harus digantikan dengan menanam dua pohon. Hal itu sampai sekarang tidak dilakukan orang Indonesia. Yang mereka tahu hanyalah menebang pohon...

 

Cara Merawat Rumah Kayu

Penggunaan kayu dalam struktur rumah sangat banyak digunakan baik dalam struktur dinding, lantai, plafoon, rangka atap, kusen dan juga dipergunakan sebagai tiang dalam struktur rumah panggung. Ketika bangunan rumah kita  baru selesai dikerjakan  mungkin rumah kita akan kelihatan kokoh dan menarik, tapi oleh sifat kayu yang mudah berubah oleh pengaruh cuaca maupun mudah rusak oleh pengaruh serangan rayap, maka dalam kurun waktu beberapa yang lama tanpa kita sadari struktur rumah kita tersebut sudah rusak atau kekuatannya sudah tidak bagus lagi. Serangan terhadap kayu pada struktur rumah kita disamping  jenis kayunya juga dipengaruhi lingkungan dan iklim dimana rumah kita bangun.
Pemilihan jenis kayu untuk struktur rumah saat perencanaan adalah penting dilakukan karena akan menjaga biaya yang cukup besar saat pemeliharaan ataupun perbaikan. Jenis kayu yang kuat dan keras biasanya lebih tahan terhadap pengaruh iklim,  pemilihan jenis kayu jati, kayu api, kayu merah dan kayu cadar adalah kayu yang sangat bagus terhadap pengaruh iklim. Untuk pengaruh serangan rayap jenis kayu jati dan kayu merbau adalah pilihan yang paling baik karena jenis kayu ini memiliki bau yang menyengat sehingga kurang disukai rayap.
Walaupun pemilihan jenis kayu sudah kita lakukan  , kita tetap perlu melakukan pemeliharaan terhadap bagian rumah kita yang menggunakan bahan kayu, supaya kayu dalam struktur rumah kita tetap awet dan tetap kuat.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kekuatan dan keawetan kayu di bangunan rumah kita :
  1. Pengaruh Cuaca. Kayu yang sering berhadapan dengan udara terbuka  yang terletak didaerah curah hujan dan  kelembaban tinggi akan menyebabkan kayu cepat lembab sehingga dalam waktu yang lama  kayu akan menyerap air sehingga kayu akan mengembang yang memungkinkan kayu menjadi melengkung  kesalah satu sisi . Kerusakan lainnya yang mungkin terjadi jika kayu sering kena air  atau pengaruh udara yang terlalu lembab adalah kayu membusuk  atau lapuk. Pengaruh lainnya yang sering terjadi adalah jika udara mengandung bakteri atau jamur  kayu akan  terserang hama sehingga kayu akan  berlumut, apalagi posisi kayu yang terlindung dari sinar matahari. 
  2. Serangan Binatang.  Binatang yang sering menyerang bangunan rumah kayu adalah rayap, tikus dan kumbang perengat.  Rayap adalah binatang  yang hidup dalam komunitas besar yang sangat menyukai tempat yang lembab dan gelap,  oleh bentuknya yang kecil kita sering tidak memperhatikan binatang ini telah merusak bangunan rumah kita.  Kita tidak menyadari tempat tempat yang tertutup sudah dirusak oleh rayap tersebut hingga kayu sudah berlobang ataupun berronga. Demikian juga tikus pengerat kayu merupakan binatang yang sering menyebalkan, dimana tikus ini akan mengerat kayu sampai berlobang. Untuk kumabng penyengat, biasanya mereka mencari tempat gelap seperti di rangka atap. Mereka sering membuat lubang di kayu sebagai tempat bersembunyi.
  3. Pengaruh Pembebanan. Pembebanan yang tidak sesuai terhadap kayu akan menimbulkan lengkungan dan kayu bisa sampai patah  . Penempatan beban berat di lantai , mungkin  tidak menyebabkan kerusakan  secara langsung tapi serat kayu akan tertarik jika beban semakin berat, jika dipengaruhi oleh unsur luar misalnya oleh kelembaban, maka kekuatan kayu akan cepat memurun hingga kayu akan patah.  Ukuran kayu  untuk menahan beban  harus diperhitungkan secara benar  terutama  tiang, balok maupun rangka kuda kuda rangka Atap. Karena sifat kayu yang mudah memuntir akan menyebabkan kayu cepat melengkung hingga patah bila  ukuran kayu  tidak mampu menahan beban terlalu besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar